Yoyo adalah nama seorang bapak yang menjual parsel buah dan parsel makanan di daerah Barito Jakarta Selatan. Yoyo sudah menggeluti usaha ini semenjak 1978 sampai sekarang.
Yoyo yang kesehariannya juga menjual buah mengaku telah berhasil menyekolahkan tiga orang anaknya hingga sarjana dari hasil berjualan buah dan persel ini. "Dulu berjualan buah dan parsel seperti ini lumayan mas. Apalagi parsel, sebelum Lebaran saya sampai tidak bisa melayani pesanan," ujar Yoyo kepada okezone ketika ditemui di tokonya di daerah Barito Jakarta Selatan belum lama ini.
Yoyo yang berjualan ditokonya yang diberi nama kios buah "Moro Seneng" ini mengaku, dalam penjualan parsel Lebaran Yoyo bisa meraup untung hingga puluhan juta sehingga dia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya.
"Dulu itu pesanan ramai mas, sampai dua minggu sebelum Lebaran kita sudah tidak melayani pesanan, dan untung yang diraih lumayan. Yah sampai sekira Rp30 jutaan kira-kira," ungkap Bapak umur 61 tahun ini.
Namun, cerita manis Yoyo di atas, berakhir setelah adanya larangan pemerintah kalau pejabat tidak boleh berbagi parsel, dia mengaku dagangannya sangat sepi pembeli. Justru dalam seharian berjualan ditokonya tidak ada pembeli sama sekali.
"Itu dulu mas, sekarang mah pahit banget. Sampai sekarang saja belum ada pembeli, yah berasanya semenjak pelarangan pejabat berbagi parsel itu," keluhnya.
Walaupun demikian, dia tetap semangat menjalani usahanya ini namun dia mengaku tidak ingin mewarisi usahanya kepada anaknya dengan alasan berdagang buah tidak gampang. Dia menjelaskan hal ini memang membutuhkan orang yang rajin karena perawatan buah yang tergolong merepotkan.
"Saya ingin anak saya jangan seperti inilah, karena jualan buah ini tidak gampang, sebelum subuh sudah harus bangun ngelap buah, karena kalau tidak dilap ini bisa berdebu dan bisa cepat busuk," jelasnya.
Bukan hanya itu, menurut Yoyo berdagang buah adalah salah satu usaha yang berisiko, karena buah ini kalau tidak laku otomatis tidak bisa dijual dan sudah dipastikan akan rugi, dan ini juga menjadi salah satu alasan Yoyo untuk tidak mewarisi usahanya ini kepada anaknya.
sumber
Yoyo yang kesehariannya juga menjual buah mengaku telah berhasil menyekolahkan tiga orang anaknya hingga sarjana dari hasil berjualan buah dan persel ini. "Dulu berjualan buah dan parsel seperti ini lumayan mas. Apalagi parsel, sebelum Lebaran saya sampai tidak bisa melayani pesanan," ujar Yoyo kepada okezone ketika ditemui di tokonya di daerah Barito Jakarta Selatan belum lama ini.
Yoyo yang berjualan ditokonya yang diberi nama kios buah "Moro Seneng" ini mengaku, dalam penjualan parsel Lebaran Yoyo bisa meraup untung hingga puluhan juta sehingga dia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya.
"Dulu itu pesanan ramai mas, sampai dua minggu sebelum Lebaran kita sudah tidak melayani pesanan, dan untung yang diraih lumayan. Yah sampai sekira Rp30 jutaan kira-kira," ungkap Bapak umur 61 tahun ini.
Namun, cerita manis Yoyo di atas, berakhir setelah adanya larangan pemerintah kalau pejabat tidak boleh berbagi parsel, dia mengaku dagangannya sangat sepi pembeli. Justru dalam seharian berjualan ditokonya tidak ada pembeli sama sekali.
"Itu dulu mas, sekarang mah pahit banget. Sampai sekarang saja belum ada pembeli, yah berasanya semenjak pelarangan pejabat berbagi parsel itu," keluhnya.
Walaupun demikian, dia tetap semangat menjalani usahanya ini namun dia mengaku tidak ingin mewarisi usahanya kepada anaknya dengan alasan berdagang buah tidak gampang. Dia menjelaskan hal ini memang membutuhkan orang yang rajin karena perawatan buah yang tergolong merepotkan.
"Saya ingin anak saya jangan seperti inilah, karena jualan buah ini tidak gampang, sebelum subuh sudah harus bangun ngelap buah, karena kalau tidak dilap ini bisa berdebu dan bisa cepat busuk," jelasnya.
Bukan hanya itu, menurut Yoyo berdagang buah adalah salah satu usaha yang berisiko, karena buah ini kalau tidak laku otomatis tidak bisa dijual dan sudah dipastikan akan rugi, dan ini juga menjadi salah satu alasan Yoyo untuk tidak mewarisi usahanya ini kepada anaknya.
sumber
No comments:
Post a Comment