Bukan hanya manusia menjalani hari-harinya dengan penuh cinta. Momen
indah itu, ternyata bisa juga dialami sepasang kura-kura yang telah
hidup selama lebih dari satu abad. Sepasang kura-kura itu bernama Bibi
dan Poldi.
Sayangnya, 'pernikahan' mereka harus kandas, setelah 115 tahun menjalin kebersamaan, lantaran salah satu dari kura-kura itu menggigit bagian dari tempurung pasangannya.
Dilansir Digitalspy, Sabtu (16/6/2012), kedua sejoli binatang yang dirawat di kebun binatang, Happ Reptile Zoo di Austria itu, terpaksa harus dipisahkan. Langkah tersebut dilakukan oleh staf kebun binatang agar bagian tempurung Poldi tidak mengalami kerusakan yang lebih parah lagi.
Belum diketahui penyebab pertengkaran salah satu dari mereka. Bahkan, staf kebun bintang itu sampai memberikan aphrodisiacs (obat perangsang) khusus reptil untuk menenangkan kemarahan mereka, serta membuat mereka bisa rujuk kembali.
Bos kebun binatang, Helga Happ mengatakan, "untuk beberapa alasan, mereka tidak bisa berdiri satu sama lain saat ini, namun kami berharap mereka dapat berbaikan (kembali)."
Kendati staf kebun binatang kecewa karena usia 'pernikahan' hewan itu harus berakhir, namun mereka menyadari bahwa tindakan pemisahan itu harus dilakukan. Sehingga, reptil dengan bobot 100 kilogram itu tidak sampai membunuh satu sama lain.
Kura-kura dikenal mampu hidup selama 150 tahun atau lebih. Sehingga, ada harapan bahwa pasangan itu bisa memperbaiki keadaan mereka saat ini.
"Kami punya staf yang mencoba untuk menangani masalah itu. Melibatkan keduanya untuk berinteraksi dan kami berharap mereka bisa menemukan harmoni mereka kembali," ujar Happ.
Dari Wikipedia, kura-kura adalah keluarga reptil yang hidup di darat. Seperti sepupu laut mereka, penyu laut, kura-kura memiliki tempurung yang melindunginya dari predator.
Hewan yang dikenal memiliki gerakan lamban ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter hinggu mampu mencapai panjang dua meter.
Sebagian besar kura-kura darat adalah hewan herbivora, memakan rumput, gulma, sayuran hijau, bunga serta beberapa buah-buahan, tetapi ada juga beberapa spesies omnivora dalam keluarga hewan tersebut.
Sayangnya, 'pernikahan' mereka harus kandas, setelah 115 tahun menjalin kebersamaan, lantaran salah satu dari kura-kura itu menggigit bagian dari tempurung pasangannya.
Dilansir Digitalspy, Sabtu (16/6/2012), kedua sejoli binatang yang dirawat di kebun binatang, Happ Reptile Zoo di Austria itu, terpaksa harus dipisahkan. Langkah tersebut dilakukan oleh staf kebun binatang agar bagian tempurung Poldi tidak mengalami kerusakan yang lebih parah lagi.
Belum diketahui penyebab pertengkaran salah satu dari mereka. Bahkan, staf kebun bintang itu sampai memberikan aphrodisiacs (obat perangsang) khusus reptil untuk menenangkan kemarahan mereka, serta membuat mereka bisa rujuk kembali.
Bos kebun binatang, Helga Happ mengatakan, "untuk beberapa alasan, mereka tidak bisa berdiri satu sama lain saat ini, namun kami berharap mereka dapat berbaikan (kembali)."
Kendati staf kebun binatang kecewa karena usia 'pernikahan' hewan itu harus berakhir, namun mereka menyadari bahwa tindakan pemisahan itu harus dilakukan. Sehingga, reptil dengan bobot 100 kilogram itu tidak sampai membunuh satu sama lain.
Kura-kura dikenal mampu hidup selama 150 tahun atau lebih. Sehingga, ada harapan bahwa pasangan itu bisa memperbaiki keadaan mereka saat ini.
"Kami punya staf yang mencoba untuk menangani masalah itu. Melibatkan keduanya untuk berinteraksi dan kami berharap mereka bisa menemukan harmoni mereka kembali," ujar Happ.
Dari Wikipedia, kura-kura adalah keluarga reptil yang hidup di darat. Seperti sepupu laut mereka, penyu laut, kura-kura memiliki tempurung yang melindunginya dari predator.
Hewan yang dikenal memiliki gerakan lamban ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter hinggu mampu mencapai panjang dua meter.
Sebagian besar kura-kura darat adalah hewan herbivora, memakan rumput, gulma, sayuran hijau, bunga serta beberapa buah-buahan, tetapi ada juga beberapa spesies omnivora dalam keluarga hewan tersebut.
No comments:
Post a Comment