Setiap orang pasti punya jam produktif masing-masing. Ada orang yang
baru "hidup" usai makan siang, ada pula yang baru melek pada malam hari.
Namun, mereka yang terbiasa bangun pagi biasanya lebih sukses. Itulah
hasil riset Laura Vanderkam yang dituangkan dalam buku elektroniknya, What the Most Successful People Do Before Breakfast.
Dari pengamatannya terhadap para eksekutif, orang-orang yang sangat sukses selalu memanfaatkan waktu paginya dengan cerdas. Jika mantan CEO Pepsi, Steve Reinemund, terbiasa latihan treadmill pukul 05.00, penulis Gretchen Rubin sudah mulai menulis pada pukul 06.00. Mereka lah contoh-contoh sosok dengan pencapaian tinggi yang mampu menggunakan sebagian besar waktunya sebelum jam sarapan untuk beraktivitas.
"Jika Anda menunggu sampai malam hari untuk melakukan sesuatu yang berarti tapi bukan sesuatu yang mendesak, seperti latihan, berdoa, membaca, merenungkan bagaimana meningkatkan karier atau mengembangkan organisasi, atau memberikan yang terbaik untuk keluarga, kemungkinan besar hal itu tak akan terjadi," ujar Vanderkam. "Jika hal itu harus terjadi, maka ia harus terjadi lebih dulu."
Tetapi jika Anda tergolong "orang malam", Anda sebenarnya masih punya harapan untuk memaksimalkan hari Anda.
"Sekitar 10-20 persen orang memang termasuk orang malam. Mengubah jadwal bukan ide yang bagus untuk orang-orang ini, bahkan mungkin mereka harus memilih profesi dan cara bekerja yang lain," papar Vanderkam.
Ia menambahkan, sebenarnya ada keuntungannya jika Anda melatih diri untuk keluar dari zona nyaman. Anda bahkan tidak membutuhkan dorongan yang kuat untuk melakukan perubahan menjadi "orang pagi". Dalam bukunya, Vanderkam juga memberikan proses lima langkah untuk membuat perubahan tanpa merasa terpaksa:
1. Lacak waktu Anda. Menurut Vanderkam dalam bukunya, salah satu cara untuk menggunakan waktu lebih baik adalah dengan mengetahui secara pasti bagaimana Anda menggunakan waktu saat ini. "Tulislah apa yang sedang Anda lakukan sesering Anda bisa, dan dengan sebanyak mungkin detail yang menurut Anda akan membantu," katanya.
2. Gambarkan suasana pagi yang sempurna. Tanyalah pada diri Anda, bagaimana konsep suasana pagi yang menyenangkan untuk Anda. Psikolog yang juga penulis The Happiness Advantage, Shawn Achor, selalu menulis catatan berisi ucapan syukur pada pagi hari. Manisha Thakor, pakar keuangan pribadi, melakukan meditasi. Sedangkan Randeep Rekhi, yang bekerja penuh waktu di perusahaan layanan keuangan, mengelola bisnis sampingannya sebelum berangkat ke kantor.
3. Uraikan jadwal pada pagi hari. Apa yang harus terjadi untuk menlancarkan jadwal ini? Jam berapa Anda harus bangun pagi, dan jam berapa Anda harus tidur supaya mendapat tidur yang cukup dan berkualitas?
4. Bangun kebiasaan tersebut. "Ini langkah yang paling penting," cetus Vanderkam. Anda tidak harus membuat perubahan drastis. Lakukan saja secara perlahan, selangkah demi selangkah. Berikan penghargaan untuk setiap pencapaian yang Anda lakukan.
5. Lakukan evaluasi. Bagaimanapun juga, hidup akan selalu berubah. Maka ritual pun bisa berubah.
Dari pengamatannya terhadap para eksekutif, orang-orang yang sangat sukses selalu memanfaatkan waktu paginya dengan cerdas. Jika mantan CEO Pepsi, Steve Reinemund, terbiasa latihan treadmill pukul 05.00, penulis Gretchen Rubin sudah mulai menulis pada pukul 06.00. Mereka lah contoh-contoh sosok dengan pencapaian tinggi yang mampu menggunakan sebagian besar waktunya sebelum jam sarapan untuk beraktivitas.
"Jika Anda menunggu sampai malam hari untuk melakukan sesuatu yang berarti tapi bukan sesuatu yang mendesak, seperti latihan, berdoa, membaca, merenungkan bagaimana meningkatkan karier atau mengembangkan organisasi, atau memberikan yang terbaik untuk keluarga, kemungkinan besar hal itu tak akan terjadi," ujar Vanderkam. "Jika hal itu harus terjadi, maka ia harus terjadi lebih dulu."
Tetapi jika Anda tergolong "orang malam", Anda sebenarnya masih punya harapan untuk memaksimalkan hari Anda.
"Sekitar 10-20 persen orang memang termasuk orang malam. Mengubah jadwal bukan ide yang bagus untuk orang-orang ini, bahkan mungkin mereka harus memilih profesi dan cara bekerja yang lain," papar Vanderkam.
Ia menambahkan, sebenarnya ada keuntungannya jika Anda melatih diri untuk keluar dari zona nyaman. Anda bahkan tidak membutuhkan dorongan yang kuat untuk melakukan perubahan menjadi "orang pagi". Dalam bukunya, Vanderkam juga memberikan proses lima langkah untuk membuat perubahan tanpa merasa terpaksa:
1. Lacak waktu Anda. Menurut Vanderkam dalam bukunya, salah satu cara untuk menggunakan waktu lebih baik adalah dengan mengetahui secara pasti bagaimana Anda menggunakan waktu saat ini. "Tulislah apa yang sedang Anda lakukan sesering Anda bisa, dan dengan sebanyak mungkin detail yang menurut Anda akan membantu," katanya.
2. Gambarkan suasana pagi yang sempurna. Tanyalah pada diri Anda, bagaimana konsep suasana pagi yang menyenangkan untuk Anda. Psikolog yang juga penulis The Happiness Advantage, Shawn Achor, selalu menulis catatan berisi ucapan syukur pada pagi hari. Manisha Thakor, pakar keuangan pribadi, melakukan meditasi. Sedangkan Randeep Rekhi, yang bekerja penuh waktu di perusahaan layanan keuangan, mengelola bisnis sampingannya sebelum berangkat ke kantor.
3. Uraikan jadwal pada pagi hari. Apa yang harus terjadi untuk menlancarkan jadwal ini? Jam berapa Anda harus bangun pagi, dan jam berapa Anda harus tidur supaya mendapat tidur yang cukup dan berkualitas?
4. Bangun kebiasaan tersebut. "Ini langkah yang paling penting," cetus Vanderkam. Anda tidak harus membuat perubahan drastis. Lakukan saja secara perlahan, selangkah demi selangkah. Berikan penghargaan untuk setiap pencapaian yang Anda lakukan.
5. Lakukan evaluasi. Bagaimanapun juga, hidup akan selalu berubah. Maka ritual pun bisa berubah.
No comments:
Post a Comment